By : Yuga Ryota Shigeru
Ketika harus sembunyi dari kerinduan.
Biarkan saja melapuk diantara jeda-jeda waktu.
Karena sudah tak ada lagi fajar memimpikan hangatnya sapaan pagi.
Larik pelangi sudah tak mampu lagi melukis indah senyummu.
Dan Chloris barbata yang kuinginkanpun kini terdiam
Disapu angin pinggir jalan.
Betapa waktu telah menjeruji keinginan
Hingga tak kuasa lagi mencipta angan sendiri lagi.
Saat ini saat ketika hujan dirinai pagi dan senja
Membimbing ingatan menuju hangatnya pelukam malam.
Ketika angin bencengkrama dengan pekat malam
Kau bisikan sebuah serenade yang melambung diantara ribuan mimpi kita.
Tak ada lagi sumingrah melukis langitmu
Aku tak mampu lagi mengingatmu.
Karena kini semuanya patah terbawa angin tenggara
Dulu membuai merasuk dalam setiap jengkal malam.
Biarkan mengambang di udara ketika rindu ini semakin menjela.
Kau harus melewati dinding yang tak kan lagi kau sebrangi.
Tak satupun cerita tentang rindu lagi yang didapatkan.
dirimu kudapatkan semakin asing semakin tak berbentuk.
rupamu dilanda pekat malam menjelaga i
ketika semuanya menjadi bayang-bayang malam lagi.
Membimbing ingatan menuju hangatnya pelukam malam.
Ketika angin bencengkrama dengan pekat malam
Kau bisikan sebuah serenade yang melambung diantara ribuan mimpi kita.
Tak ada lagi sumingrah melukis langitmu
Aku tak mampu lagi mengingatmu.
Karena kini semuanya patah terbawa angin tenggara
Dulu membuai merasuk dalam setiap jengkal malam.
Biarkan mengambang di udara ketika rindu ini semakin menjela.
Kau harus melewati dinding yang tak kan lagi kau sebrangi.
Tak satupun cerita tentang rindu lagi yang didapatkan.
dirimu kudapatkan semakin asing semakin tak berbentuk.
rupamu dilanda pekat malam menjelaga i
ketika semuanya menjadi bayang-bayang malam lagi.
Related Posts :
0 komentar:
Posting Komentar