By. Yuga Firdauzi
Pagiku adalah senyumu
Ketika ku buka mataku.
Bias sinar menyelinap
Lewati secercah rautmu.
Kupandang seribu bintang
Tenggelam dalam hiasanmu.
Siluet fajar merekah
Memancar gemerlap sebening embun.
Memandangmu adalah kedamaian
Menjela setiap hatiku.
Senyummu adalah mutiaraku.
Kudapati beribu liku.
Tak akan kusimpan hingga menjamur.
Kan ku bawa bersama jantera hati.
Menerangi setiap lubuk pembuluhku.
Bersama melukis cahaya.
Lewati waktu tak lagi usang.
Pikirku tak ingin kau terluka,
Walau tak ingin lagi,
Dekatku adalah hatimu.
Membiru disetiap detik.
Kupinjam selaksa mantra.
Biar abadi rasa ini.
Aku tak ingin instan.
Biar menua di prasasti.
Melewati semua prahara.
Kupinjam Helaian sayap capung.
Biar mengingatmu berseri diwajah senja.
Malam tak kan kutakuti.
Karena hangat menjalar selalu.
Disini aku puya senyummu.
Kudapati beribu liku.
Tak akan kusimpan hingga menjamur.
Kan ku bawa bersama jantera hati.
Menerangi setiap lubuk pembuluhku.
Bersama melukis cahaya.
Lewati waktu tak lagi usang.
Pikirku tak ingin kau terluka,
Walau tak ingin lagi,
Dekatku adalah hatimu.
Membiru disetiap detik.
Kupinjam selaksa mantra.
Biar abadi rasa ini.
Aku tak ingin instan.
Biar menua di prasasti.
Melewati semua prahara.
Kupinjam Helaian sayap capung.
Biar mengingatmu berseri diwajah senja.
Malam tak kan kutakuti.
Karena hangat menjalar selalu.
Disini aku puya senyummu.
Related Posts :
1 komentar:
Aku terdiam tanpa sepatah kata disini terberangus mimpi dipundak bumi, beribu wajah menari dlm gelap dlm misteri senyummu, aku tertelan kepekatan hilang dkabut sunyi aku dimimpimu mungkin nanti atau lain hari hanya untuk merasakan senyummu.
Posting Komentar