Menggulir Tasbih

masih dalam malam yang panjang tak berkesudahan. keheningan mengantar mengetuk pintu - pintu rahmat. sampai titik air wudhlu terakhir. bersambung buliran bermata air di hati. bermunajat mohon penyucian diri. walau jelaga berkerak-kerak. mengegrus dengan pengharapan yang tak berkesudahan. hingga telaga mata semakin mengering.

ingin semakin dekat denganMu. kurapalkan apa yang masih tersisa. dalam kebeningan malam kuhitung kesakitan ini. dan kunikmati sebagai belaian kasih dariMu. biarkan menguap satu demi satu bersama detak detik janm dan waktu berpacu.

Dalam dzikir yang terbit dalam hati dan jiwa. harap ini bukan akhir kesakitan yang paling akhir. masih banyak jeda-jeda yang belum tertuntaskan. dan aku tak berdaya hingga ketakutan yang paling puncak. namun kepasrahan dan keikhlasan semuanya bermuara. aku hanya bergulir biji tasbih hingga fajar-fajar yang lain mulai terbit.

Sarakan juni 2010

Meniti Keikhlasan

kini ku menghitung waktu yang entah kapan berakhir.
sambil menghabiskan sisa- sisa kepedihan raga dan jiwa, walau ku tau semuanya telah ditentukan.
kunikmakti saja dengan meniti dzikir melalui bulir tasbihku yang diberikan seorang sahabat.

kulantunkan asmaNya hingga hilang kepedihan.
kepedihan yang berawal membawaku ke dalam rasa kegalauan. kuseru namaNya hingga terlena dan terlelap melupakan kepedihan ini.

ya Allah kini aku terkapar dalam samudra kasih sayangmu. kubiarkan diriku dengan ikhlas dalam pelukanMu. semua telah tertulis di laufmahfudz. pasrah dengan rencanaMu dan hanya lantunan doa yang kuucapkan dengan bibir kelu dan keringku.

awal juni 2010