By : Yuga Firdauzi
Kupinjam doa lewat sebuah malam yang hampir kelam.
serunai malam tak membiaskan rasa untuk beranjak
dalam dekapan dingin aku bergayut meratap masa
hitunganpun tak selalu genap, tertegun dalam kebimbangan
gambaran mulai nyata sejak ada harap dalam diam
namun aku tak mampu untuk berkata-kata
semua sirna di bawa keheningan
sejak siluet itu menetap diretinaku,
menembus ribuan jala di benakku, aku semakin tertegun
membayangi gerakmu yang tak pernah kufahami
walau kubuka khasanah langit, tetap tak kumengerti
bahasamu adalah bisu dalam diam.
seberapa dalamkah aku harus menyelamimu
hingga aku lelah tak bersyarat
malam yang dingin dan diam
meracau dalam keengganan rasamu
takakan ku menonggak disini
akan kucari khasanahmu di ribuan bintang
biar dahagaku terlantiskan disini
memendam rasa hingga fajar menjelang!
menembus ribuan jala di benakku, aku semakin tertegun
membayangi gerakmu yang tak pernah kufahami
walau kubuka khasanah langit, tetap tak kumengerti
bahasamu adalah bisu dalam diam.
seberapa dalamkah aku harus menyelamimu
hingga aku lelah tak bersyarat
malam yang dingin dan diam
meracau dalam keengganan rasamu
takakan ku menonggak disini
akan kucari khasanahmu di ribuan bintang
biar dahagaku terlantiskan disini
memendam rasa hingga fajar menjelang!
Related Posts :
0 komentar:
Posting Komentar